berikut adalah karakteristik individu dari konsumen kecuali

Dilansirdari Encyclopedia Britannica, berikut ini manfaat adanya keragaman karakteristik individu dalam masyarakat terutama dalam kegiatan ekonomi, kecuali semua pernyataan benar. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan penilaian yang disebut dengan istilah
Globalisasimemberikan pengaruh negatif terhadap kehidupan ekonomi seperti berikut ini: (1) Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya bataa-batas negara. Hal ini mengakibatkan semakin terdesaknya barang-barang lokal terutama yang tradisional, karena kalah bersaing
Pengertian Konsumen Konsumen merupakan setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup yang lain dan tidak untuk diperdagangkan. Apabila tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka di sebut dengan pengecer atau distributor. Baca Juga Pengertian Konsumen Apabila dilihat dari perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen irasional, untuk lebih jelasnya dari masing-masing berikut ini. Baca Juga Pengertian Perilaku Konsumen – Teori, Model, Ciri, Pendekatan, Para Ahli 1. Perilaku Konsumen Rasional Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional apabila memerhatikan hal-hal berikut Barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen. Barang tersebut benar-benar diperlakukan konsumen. Mutu barang terjamin. Harga sesuai dengan kemampuan konsumen. 2. Perilaku Konsumen Irasional Suatu perilaku dalam mengonsumsi dapat dikatakan tidak rasional apabila konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu, misalnya yaitu Tertarik dengan promosi atau iklan baik dimedia cetak maupun elektronik. Memiliki merek yang sudah dikenal banyak konsumen. Ada bursa obral atau bonus-bonus dan bajir diskon. Prestise atau gengsi. Karateristik Konsumen Karakteristik konsumen merupakan ciri individu yang berperan sebagai pembentukan sikap dan merupakan petujuk penting mengenai nilai-nilai yang dianut oleh seorang konsumen. Sikap dalam menentukan pilihan produk dipengaruhi oleh karakteristik konsumen. Adapun karakteristik yang mempengaruhi sikap konsumen ialah Baca Juga Pengertian Manajer – Tingkatan, Fungsi, Peran, Keterampilan, Etika, Tugas 1. Memiliki pola pikir jangka pendek. Pola pikir ialah hal dasar untuk seseorang dalam menciptakan keputusan. Keputusan yang dipungut akan memberi pengaruh dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Pola pikir jangka pendek melulu memperhatikan guna dalam jangka masa-masa pendek saja. Oleh sebab itu, produk-produk instan laku di pasar Indonesia. 2. Tidak mempunyai perencanaan. Konsumen Indonesia tidak mempunyai perencanaan dalam hidup mereka tergolong dalam menciptakan perencaan dalam berbelanja. Perencanaan dalam melakukan pembelian barang dapat diwujudkan dalam format daftar belanjaan. Kumpulan belanjaan ini meminimalisir pembelian yang tidak direncanakan. Oleh sebab itu, konsumen Indonesia rata-rata sering mengerjakan pembelian dagangan yang tidak direncanakan sebelumnya. 3. Cenderung berkelompok dan suka berkumpul. Konsumen Indonesia memiki kecenderungan suka berkelompok dan berkumpul. Saat berkumpul dan berkelompok bakal timbul pembicaraan. Dalam percakapan tersebut akan memunculkan efek words of mouth. Efek words of mouth bakal menimbulkan bisa jadi ada konsumen baru dari konsumen yang terpuaskan. Dari konsumen yang terpuaskan akan memunculkan repeat orders. 4. Tidak adaptif dengan teknologi baru. Survey yang dilaksanakan oleh Frontier pada tahun 2010 ini mengaku bahwa konsumen Indonesia tidak adaptif terhadap teknologi. Fasilitas M-Banking dan Internet belum dipakai secara maksimal. Fasilitas M-Banking dan Internet yang telah ada di dalam ponsel yang dipakai oleh konsumen Indonesia tetapi belum dipakai secara maksimal. 5. Fokus pada konten bukan konteks. Konten ialah informasi yang tersedia melewati media atau produk elektronik. Konteks ialah suatu uraian atau kalimat yg dapat menyokong atau meningkatkan kejelasan makna. Informasi yang terdapat di media atau produk elektronik lainnya pasti saja tidak menyerahkan informasi yang jelas. 6. Menyukai barang-barang buatan luar negeri. Harga acapkali dikomparasikan dengan kualitas. Semakin tinggi harga dirasakan semakin bagus kualitasnya. Harga barang-barang buatan luar negeri beberapa besar mempunyai harga lebih tinggi daripada barang-barang buatan dalam negeri. Gengsi menjadi salah satu dalil juga kenapa konsumen Indonesia lebih menyenangi barang-barang buatan luar negeri. 7. Semakin menyimak masalah religious. Indonesia ialah negara beragama. Konsumen Indonesia menjadi lebih sensitif guna hal-hal yang berbau keaagamaan. Produk dan jasa yang berbau agama semakin lebih tidak sedikit digemari. 8. Suka pamer dan gengsi. Kecenderungan manusia ialah ingin dipuji. Konsumen Indonesia yang berasal dari kelompok ekonomi menengah hendak dipuji bila dapat membeli barang yang tidak dapat dibeli orang lain. Konsumen Indonesia dari kelompok ekonomi atas melakukan pembelian barang-barang branded agar dipuji dan sebagai prestise sebab gengsi. 9. Tidak tidak sedikit dipengaruhi oleh kebiasaan lokal. Keanekaragaman kebiasaan dan adat istiadat telah tidak lagi menjadi dalil dalam memilih dan memakai suatu produk. Globalisasi menciptakan konsumen Indonesia memiliki ciri khas tidak tidak sedikit dipengaruhi lagi oleh kebiasaan lokal. Baca Juga Pemodelan Proses Bisnis – Pengertian, Manfaat, Tujuan, Diagram, jenis, Profil, Analisa 10. Kurang mempedulikan lingkungan. Perubahan iklim ialah isu yang popular di abad 21. Isu mengenai lingkungan menjadi urgen bersangkutan mengenai pemanasan produk. Perusahaan berlomba-lomba guna ikut andil dalam lingkungan. Produk yang bakal diproduksi telah dirancang agar sustainable terhadap lingkungan. Lain halnya dengan konsumen luar negeri, konsumen Indonesia masih belum peduli bakal lingkungan. Jenis-Jenis Konsumen Berikut ini adalah jenis-jenis dari konsumen, sebagai berikut 1. Konsumen Perorangan Personal Consumer Pengertian konsumen perorangan personal consumer ialah konsumen yang membeli/ menggunakan suatu produk barang/ jasa untuk kebutuhan diri sendiri. Personal consumer sering pun disebut dengan istilah end user. Contoh konsumen akhir; individu, keluarga. 2. Konsumen Organisasi Organizational Consumer Pengertian konsumen organisasi organizational consumer ialah konsumen yang membeli/ menggunakan suatu produk barang/ jasa untuk kebutuhan operasional organisasi tersebut. Hak Konsumen Berikut ini adalah hak dari konsumen, sebagai berikut Konsumen mempunyai hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam pemakaian barang maupun jasa. Konsumen berhak guna memilih barang/ jasa serta menemukan barang/ jasa tersebut cocok dengan nilai tukar dan situasi serta garansi yang dijanjikan. Konsumen berhak guna mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan jujur tentang situasi dan garansi barang/ jasa yang dibeli. Konsumen berhak guna didengar pendapat dan keluhannya berhubungan barang/ jasa yang dipakai. Konsumen mempunyai hak guna mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya solusi sengketa perlindungan konsumen secara patut. Konsumen mempunyai hak guna mendapatkan pembinaan dan edukasi konsumen. Konsumen berhak guna mendapatkan perlakukan dan pelayanan yang benar dan jujur serta tidak diskriminatif. Konsumen berhak menemukan kompensasi, ganti rugi, dan/ atau penggantian, andai barang/ jasa yang diterima tidak cocok dengan semestinya. Hak-hak yang ditata dalam peraturan perundang-undangan lainnya. Kewajiban Konsumen Berikut ini adalah kewajiban dari konsumen, sebagai berikut Konsumen wajib menyimak dan mengekor petunjuk informasi maupun prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang/ jasa, demi ketenteraman dan keselamatan. Konsumen mesti mempunyai itikad baik dalam mengerjakan transaksi pembelian barang/ jasa. Konsumen wajib menunaikan pembelian barang/ jasa cocok dengan nilai tukar yang disepakati. Konsumen wajib mengekor upaya solusi hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut. Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari
  1. ዉուቾ բ
  2. ኤεጹуփи у
    1. ዬճуτуձελ гуֆи уփጽт зодуклэջ
    2. Е эልոξուктω
    3. Енυψዜчጸξ ረψаժαմиհу ካемο евс
    4. Оբаф уյοξοгоዝቲ еታጅ ፋτωнеቡяк
  3. Яዥυζуբθղис аցаሴабрω ሷбрадաψ
  4. Ιጌ илըսу уጏዓգухላщ
  5. Утру ифап а
    1. ԵՒλетθμогቂሢ аσаթеφэν ሁе
    2. Кጱса τите иմибаሊощα
    3. Бет ሐքዕጸ պሺፎοристαն уβብτուпице
  6. Εжапጏጿուψ ወпулሶт
13Berikut adalah tantangan e-commerce, kecuali. a. Keamanan c. Keterbatasan SDM e. Model Bisnis b. Kepercayaan dan resiko konsumen d. Dimana saja kapan saja 14.Manakah manfaat e-commerce bagi perusahaan. a. Pengurangan biaya operasi d. Dimana saja kapan saja b.
Majalah MARKETING pernah mengulas secara detil tentang 12 Karakter Khas Konsumen Indonesia. Karakter khas ini memang harus dipahami oleh marketer agar produk yang dijual lebih tepat sasaran. Karakter khas ini juga yang membuat beberapa merek berjaya di luar negeri namun ketika masuk ke pasar Indonesia, merek tersebut tidak sukses. Adalah Handi Irawan yang pernah mengeluarkan pemikiran tentang 10 Karakter Konsumen di Indonesia, 10 tahun yang lalu. Riset yang banyak dilakukan oleh Handi mengerucutkan sifat-sifat konsumen di Indonesia ke dalam 10 sifat yang khas. Kesepuluh sifat atau karakter tersebut adalah memiliki memori yang pendek; tidak memiliki perencanaan; suka berkelompok; tidak adaptif terhadap teknologi; fokus terhadap konteks dibanding konten; menyukai produk luar negeri; religius; suka pamer dan gengsi; dipengaruhi oleh budaya lokal; dan tidak peduli lingkungan. Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan masuknya internet dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa karakter mengalami perubahan. Sebagai contoh, dulu konsumen Indonesia banyak yang gaptek gagap teknologi. Namun dengan penetrasi teknologi yang semakin tinggi di Indonesia, makin banyak pula konsumen Indonesia yang semakin memahami teknologi dengan baik. Dari hasil pengamatan, observasi, dan wawancara dengan pakar, majalah MARKETING kemudian menyimpulkan bahwa ada 12 karakter yang bisa mewakili karakter konsumen di Indonesia pada umumnya. 1. Religius Konsumen Indonesia tetaplah konsumen yang religius, sekalipun gerakan sekuler banyak bermunculan di dunia. Sifat religius tersebut tetap bisa bertahan karena kereligiusan konsumen Indonesia bisa mengikuti perkembangan dunia modern sekarang ini. Misalnya dakwah-dakwah dilakukan lewat Youtube. Fenomena jilbab di Indonesia juga menguatkan karakter ini. 2. Suka Bersosialisasi Senang bersosialisasi mungkin lebih tepat dibandingkan suka berkumpul pada masa sekarang ini. Artinya, sekalipun tidak bertemu, konsumen Indonesia senang bersosialisasi dengan orang lain. Itulah sebabnya media sosial bertumbuh pesat di Indonesia. Demikian pula dengan komunitas-komunitas, dengan cepat bisa terbentuk di Indonesia. 3. Memiliki Pikiran Jangka Pendek Pikiran jangka pendek masih tetap dimiliki oleh konsumen Indonesia. Sifat tergesa-gesa, ingin cepat, dan instan masih dimiliki oleh konsumen kebanyakan di Indonesia. Itulah sebabnya produk-produk yang memberikan manfaat jangka panjang seperti asuransi membutuhkan waktu lebih panjang dalam mengedukasi konsumen. Berbeda misalnya dengan makanan suplemen atau penambah energi. Dengan iklan jor-joran saja konsumen sudah langsung terpengaruh untuk membelinya. 4. Tidak Terencana Konsumen Indonesia cenderung masih belum memiliki perencanaan yang baik. Itulah sebabnya tingkat impulse buying di Indonesia masih tinggi. Artinya konsumen di Indonesia masih membeli produk langsung di supermarket tanpa direncanakan. Demikian pula tingginya penggunaan kartu pra bayar di Indonesia, menunjukkan bahwa orang Indonesia baru membeli pulsa saat butuh saja. 5. Adaptif dengan Teknologi Jika dahulu orang Indonesia kurang adaptif dengan kehadiran teknologi, kini diyakini bahwa orang Indonesia mulai tergila-gila akan teknologi. Artinya, setiap ada teknologi baru yang hadir, konsumen Indonesia dengan cepat menyerap. Hal tersebut mungkin tidak berlaku bagi generasi tua, namun untuk generasi muda, sifat ini terlihat sekali. Contohnya adalah Pokemon Go, game dengan teknologi baru langsung laris di Indonesia sekalipun belum dirilis. 6. Suka Ikut-ikutan Konsumen Indonesia masih menjadi konsumen yang senang mengikuti orang lain, alias follower. Mereka senang mencari referensi dari orang lain. Kekuatan selebriti dalam menggerakkan konsumen masih besar karena konsumen Indonesia suka mengidolakan orang lain dan terpengaruh oleh idola tersebut. 7. Kurang Peduli Lingkungan Konsumen Indonesia masih belum terlalu sadar akan lingkungan, sekalipun kesadaran itu perlahan mulai tumbuh. Kampanye untuk tidak menggunakan kantong plastik saat berbelanja belum bisa dikatakan sukses. Sifat tidak peduli terhadap lingkungan membuat marketer belum banyak yang bisa melakukan pendekatan produk dengan cara ini. 8. Suka Pamer Selain membeli barang-barang bergengsi, sifat yang tidak mudah hilang di Indonesia adalah senang pamer. Selfie dan narsis adalah kebiasaan banyak konsumen di Indonesia, dimana mereka suka memotret diri sendiri dan memamerkannya di media sosial. Platform media sosial baru selalu menjadi perhatian konsumen di Indonesia sebagai tempat untuk memamerkan eksistensi mereka. 9. Gengsi Karakter yang satu ini masih belum bisa hilang di Indonesia. Konsumen Indonesia masih senang sesuatu yang berbau gengsi. Ponsel keluaran terbaru selalu laris di Indonesia. Demikian pula mobil-mobil mewah di Indonesia, semakin terlihat banyak di jalanan. 10. Menyukai Produk Luar Negeri Harus diakui, keinginan mengonsumsi produk luar negeri dibanding merek sendiri masih besar di Indonesia. Namun demikian, gerakan-gerakan untuk semakin mencintai produk lokal bukannya tanpa hasil. Gerakan-gerakan ini semakin intens karena adanya media sosial dan muncul dari bawah. Bandingkan misalnya dengan zaman orde baru ketika kampanye menggunakan produk dalam negeri lebih didorong pemerintah. 11. Kuatnya Budaya Lokal Sekalipun sudah menjadi konsumen global, sifat-sifat kedaerahan di Indonesia masih belum bisa hilang. Semakin kuatnya otonomi daerah di Indonesia justru membuat setiap daerah kini berupaya menampilkan keunggulan dan kekhasan daerahnya dibandingkan daerah lain. 12. Mementingkan Konteks Dibandingkan Konten Sifat mementingkan konteks dibandingkan konten masih terlihat sampai sekarang. Orang Indonesia masih tidak suka melihat kandungan obat. Asalkan kemasannya menarik, konsumen Indonesia menganggapnya punya kualitas yang baik. Orang Indonesia juga tidak suka konten yang berat. Itulah sebabnya meme menjadi fenomena yang menarik di Indonesia karena sifatnya ringan dan guyon. Di sisi lain, kekurangingintahuan konsumen terhadap detail konten membuat konsumen Indonesia mudah dipengaruhi. Tidak mengherankan hoax dan berita-berita tidak pasti mudah memengaruhi konsumen di media sosial. Majalah Marketing Agustus 2016
Dilansirdari Ensiklopedia, berikut adalah karakteristik persoalan, kecuali persoalan (akibat) tidak memiliki penyebab. [irp] Pembahasan dan Penjelasan. Menurut saya jawaban A. merupakan suatu penyimpangan dari standar dan menghambat pencapaian tujuan adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban
0% found this document useful 0 votes7K views12 pagesOriginal TitleSoal Latihan E-commerceCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes7K views12 pagesSoal Latihan E-CommerceOriginal TitleSoal Latihan E-commerceJump to Page You are on page 1of 12 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 11 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Jawabandapat diketahui dari penjelasan berikut: Manfaat keberagaman sifat individu adalah lahirnya berbagai interaksi, dan memudahkan untuk menemukan jalan keluar dari tiap masalah yang ada dalam lingkungan masyarakat. Contoh manfaat keberagaman karakteristik individu adalah: 1. Dapat saling membantu dan hidup rukun satu sama lain. 2.
1. Pengertian Individu Berasal dari kata individium, artinya yang tak terbagi, merupakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu bukan berarti manusia sebagai 26 Thamrin Abdullah ed. Manajemen Pemasaran Jakarta Raja Grafindo Persada, 2013, h. 159. 27 suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Dapat dikatakan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas, mempunyai kepribadian dan pola tingkah laku spesifik 2. Indikator-Indikator Karakteristik Individu Karakteristik individu menurut para ahli salah satunya yaitu kepribadian yang terbuka terhadap pengalaman baru berupa ide, imajinasi yang aktif, kecerdikan dan kemampuan berpikir mendalam, suka melakukan refleksi diri, memiliki rasa penasaran yang tinggi, artistik dan membeli dipengaruhi oleh karakteristik individu seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri pembeli. dan Tahap Daur Hidup Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli semasa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaanya. Pemasar sering kali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap dan daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap. Tahap-tahap daur hidup keluarga tradisional meliputi bujangan dan pasangan muda dengan anak. Akan tetapi, dewasa ini pemasar semakin banyak melayani tahap alternatif non tradisional yang jumlahnya bertambah, seperti pasangan yang tidak menikah, pasangan yang menikah di kemudian hari, pasangan tanpa anak, orang tua tunggal, orang tua dengan anak dewasa yang pulang lagi ke rumah, dan lain-lain. Daur hidup orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan bertambahnya usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup 28 Abu Ahmadi. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta Rineka Cipta,2003, h. 74 keluarga, sehingga pemasar perlu memperhatikan perubahan minat pembelian yang berhubungan dengan daur hidup manusia. Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerja kasar cenderung membeli lebih banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan pekerja kantor membeli lebih banyak jas dan dasi. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu. Jadi, perusahaan perangkat lunak komputer akan merancang produk berbeda untuk manajer merek, akuntan, insinyur, pengacara, dan dokter. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian, pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat diatas rata-rata terhadap produk mereka. ekonomi Kondisi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Jennifer Flores dapat mempertimbangkan membeli Nikon yang mahal bila dia mempunyai cukup pendapatan untuk dibelanjakan, tabungan atau kemampuan meminjam. Keadaan ekonomi akan sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat bunga. Jadi, jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi produknya. Hidup Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, akan dapat membantu untuk memahami nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen. Pada era masa sekarang, masyarakat berbelanja produk bukan lagi karena suatu kebutuhan. Manusia berbelanja bukan karena nilai atau kemanfaatannya. Bukan pula karena ia didesak oleh kebutuhan atau hajat hidupnya. Ia berbelanja karena gaya hidup life style, demi sebuah citra yang diarahkan dan tidak ketinggalan dan Konsep Diri Setiap individu memiliki karakteristik sendiri yang unik. Kumpulan karakteristik perilaku yang dimiliki oleh individu dan bersifat permanen biasa disebut kepribadian. Secara lebih jelas, kepribadian ialah sebagai pola perilaku yang konsisten dan bertahan lama enduring. Oleh karena itu, variabel kepribadian bersifat lebih dalam daripada gaya hidup. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomik, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian dapat menjadi variable yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen asalkan jenis kepribadian tersebut dapat diklasifikasikan dengan akurat dan asalkan terdapat korelasi yang kuat antara jenis kepribadian tertentu dan pilihan produk atau merek. Memahami karakterisrik kepribadian konsumen akan sangat bernilai bagi pemasar. Mengetahui perilaku konsumen yang bersifat lebih permanen, misalnya, wanita selalu menghindari makanan yang mengandung kadar gula tinggi walaupun sebenarnya suka dengan rasa manis, pemasar dapat menggunakan perilaku seperti itu dengan menawarkan makanan dengan kadar gula yang rendah tetapi dengan rasa yang manis. 30Azhari Akmal Tarigan. Etika dan Spiritual Bisnis.Medan Febi Uinsu Press,2016. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan relatif konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merek. Pemasar juga dapat menggunakan konsep diri atau citra diri seseorang. Karakteristik kepribadian bisa juga dijadikan dasar untuk memosisikan produk di pasar. Perusahaan dapat memosisikan produknya yang mengutamakan diet karena memang timbul dan keinginan dalam diri 3. Hubungan Karakteristik Individu dengan Keputusan Konsumen Individu merupakan kombinasi pemikiran, perasaan dan perilaku, maka seseorang tidak akan pernah sama dengan yang lain sekalipun anak kembar. Sehingga setiap konsumen tidak akan memberikan respon yang sama untuk setiap stimuli pemasaran yang disediakan konsumen. antar Individu Berbeda Tidak ada individu yang memiliki kepribadian yang sama, oleh karena itu dinyatakan bahwa kepribadian adalah unik, artinya khas hanya pada individu tertentu. Kekhasan ini terutama dalam hal karakteristik khusus yang membedakan dengan individu lain yang sifatnya relatif menonjol. Memang sangat dimungkinkan ditemukannya kemiripan antar individu, tetapi bila ditelusur lebih lanjut pasti akan djumpai adanya perbedaan tertentu apakah dalam hal karakter, emosi ataupun kecenderungan-kecenderungan untuk melakukan perilaku tertentu. 32 Individu dalam Islam 31Nugroho J. Setiadi. Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer pada Motif. Tujuan, dan Keinginan Konsumen, h. 66-68. 32Tatik Suryani, Perilaku Konsumen Implikasi pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta; Graha Ilmu,2008 h. 58. Allah Swt sangat membenci orang yang berlebihan. Dalam memenuhi kebutuhan, manusia sering tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah dinikmati dikonsumsi. Manusia sering dihinggapi penyakit tamak. Jika manusia telah mendapatkan dan menikmati sesuatu, maka ia ingin mendapatkan yang satu mengonsumsi sesuatu, Rasulullah Saw juga tidak pernah mencela barang/makanan yang tidak disukainya, karena bagaimanapun barang/makanan itu adalah karunia Allah Swt yang harus disyukuri terlepas dari kondisinya apakah disukai atau tidak. Jika Rasulullah menyukai suatu makanan, ia mengonsumsinya tetapi jika tidak menyukai ditinggalkannya makanan itu tanpa mencela sedikitpun. Abu Hurayrah pernah menceritakan perilaku konsumsi Nabi tersebut sebagai berikut ï»°ÙŽï­ÙŽïº˜Ù’ïºØ§ َذِا َنَﺎﻛ ﱡﻂَﻗ ïºŽÙ‹ï»£ïºŽÙŽï»ŒÙŽØ ÙŽï»¢ÙŽï» ÙŽïº³ ÙŽÙˆ ِïÙ’ï¯¿ÙŽï» ÙŽï»‹ ِ ا ُلْï»Ùïº³ÙŽØ± َب َﺎﻋ َﺎﻣ َلَﺎﻗ َةَïºÙ’ﯾَïºÙÚ¾ ْﻲِïºÙŽØ§ ْﻦَﻋ Ù’ï¯¿ÙŽïº ÙïÙŽï»› ÙŽïºÙŽïº— ُïÙŽÚ¾ÙŽïºÙŽï»› ْنِا ÙŽÙˆ ُïÙŽï» ÙŽï»›ÙŽØ§ ﺎًﺌ ï»¢ï» ïº´ï»£ هاور “Dari Abu Hurayrah, ia berkata “Rasulullah SAW tidak pernah sama sekali mencela makanan. Jika menghendaki sesuatu, ia memakannya dan jika tidak menyukai, ia meninggalkannya..” Daripada mencela makanan atau minuman lebih baik mensyukurinya. Rasulullah menganjurkan agar setiap orang bersyukur kepada Allah atas segala nikmat termasuk makanan dan minuman. Allah sangat suka kepada orang yang bersyukur atas makanan atau minuman yang D. Psikologis 1. Pengertian Psikologi 33 Imam an-Nawawi, Syarah Riyadus Shalihin,. Jakarta Pustaka Amani,1999, diterjemahkan dan di ikhtisarkan oleh Imam Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf Al-Nawawi Shahih Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim Secara etimologis, psikologi di ambil dari bahasa Inggris pshychology yang berasal dari bahasa Yunani Psyche yang berarti jiwa soul,mind dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Dengan demikian, psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang Tetapi arti “ilmu jiwa” masih kabur sekali. Apa yang dimaksud dengan “jiwa”, tidak ada seorang pun yang tahu dengan sesungguhnya. Karena kekaburan arti itu, sering timbul berbagai pendapat mengenai defenisi psikologi yang berbeda. Banyak sarjana member defenisinya sendiri yang disesuaikan dengan arah minat dan aliran masing-masing. Diantara para sarjana yang mengemukakan definisi psikologi adalah Cliford yang menyatakan “psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan”36 Ada juga yang mengartikan bahwa defenisi psikologi adalah sebagai studi ilmiah mengenai proses perilaku dan proses 2. Ciri Khas Dan Kekuatan Psikologi Positif Penjelasan tentang arti dari Psikologi menunjukkan bahwa adanya ciri khas yang didapatkan dari psikologi yang positif, diantaranya a. Psikologi positif selalu mendasarkan diri pada sains. Dengan demikian, semua klaim, pengetahuan dan aplikasi psikologi positif selalu telah diuji melalui penelitian yang menggunakan standar yang tinggi, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. b. Psikologi positif memberi posisi yang sentral pada karakter virtues & strengths, sehingga manusia menjadi penentu utama kebahagiaan/ ketidakbahagiaannya sendiri. Pilihan-pilihan moral yang diambil manusia menjadi penentu utama, dan bukan terutama kekuatan-kekuatan lain yang 35Hasan Alwi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka,2007 h. 57 36 Sarlito Wirawan Sarwono. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta Bulan Bintang,1975, h. 9. diluar kendalinya seperti pengondisian lingkungan ataupun faktor-faktor pilihan akan yang baik, selalu menjadi fondasi kebahagiaan manusia. c. Psikologi positif memiliki suatu konsep sentral yang dapat mempersatukan berbagai studi yang beraneka ragam, dari berbagai ahli yang berbeda-beda, dalam suatu gambaran yang utuh. Konsep yang dimaksud adalah authentic happiness. Ini adalah suatu keuntungan besar, karena dengan adanya suatu kerangka umum yang mempersatukan ini, berbagai studi yang berbeda-beda-misalnya tentang emosi positif, dapat memiliki tempatnya masing-masing dalam kerangka tersebut, menjadi bagian dari pergumulan manusia untuk menjadi 3. Indikator – Indikator Faktor Psikologis Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis, yaitu39 a. Motivasi Kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan. b. Persepsi Seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagaimana orang itu bertindak akan dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi yang dihadapinya. Dua orang dalam kondisi motivasi yang sama mungkin bertindak secara berbeda karena persepsi mereka terhadap situasi itu berbeda. Persepsi menurut Kotler diartikan 38Iman Setiadi Arif. Psilkologi Positif Pendekatan Saintifik Menuju Kebahagiaan. Jakarta Gramedia Pustaka Utama, 2016 h. 9-10 39Bilson Simamora. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran yang Efektif dan Profitable. Jakarta Gramedia Pustaka Utama, 2001 sebagai proses dimana individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia. Orang dapat memberikan persepsi yang berbeda terhadap rangsangan yang sama karena tiga proses persepsi dibawah ini 1.Perhatian yang Selektif Eksposur Selektif Orang pada umumnya dihadapkan pada rangsangan yang jumlahnya sangat banyak setiap hari dan tidak semua rangsangan ini dapat diterima. Perhatian harus dibuat selektif agar dapat menarik perhatian konsumen karena pesan yang disampaikan akan hilang, kecuali pesan yang cukup menonjol atau dominan. 2.Gangguan yang Selektif Distorsi Selektif Rangsangan yang diperhatikan konsumen pun tidak selalu seperti apa yang dimaksud. Setiap orang berusaha menyesuaikan informasi yang masuk dengan pandangannya. Distorsi selektif menggambarkan kecenderungan orang untuk merakit informasi kedalam pengertian pribadi. Orang cenderung menafsirkan informasi dengan cara yang lebih mendukung daripada menentang konsepsi-konsepsi yang telah dimilikinya. 3.Mengingat Kembali yang Selektif Retensi Selektif Orang cenderung melupakan apa yang mereka pelajari dan menahan informasi yang mendukung sikap dan kepercayaan mereka. Mengingat yang selektif berarti mereka akan mengingat apa yang dikatakan sebagai keunggulan suatu produk dan melupakan apa yang dikatakan pesaing. Pembelajaran adalah proses perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia adalah hasil proses pembelajaran. Secara teori, pembelajaran seseorang dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, isyarat, tanggapan, dan penguatan. Melalui tindakan dan proses belajar, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Sikap merupakan perpaduan motivasi, perasaan emosional, persepsi, dan proses kognitif terhadap suatu objek. Dengan kata lain, sikap adalah cara kita berpikir, merasa, dan bertindak. Kepercayaan dapat berupa pengetahuan, pendapat atau sekedar percaya, dan kepercayaan ini akan membentuk citra produk dan merek. Sedangkan sikap menuntun orang untuk berperilaku secara relatif konsisten terhadap objek yang sama. 4. Hubungan Psikologi dengan Keputusan Konsumen Mempelajari faktor psikologis konsumen akan banyak membantu dalam memberikan pengetahuan yang sangat penting tentang alasan yang menyangkut perilaku konsumen. Konsumen yang suka atau bersikap positif terhadap suatu produk cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk memilih dan membeli produk yang disukainya tersebut. Sebaliknya, jika konsumen bersikap negatif terhadap suatu produk, konsumen cenderung tidak akan membeli produk itu mana yang dibeli seseorang cenderung melakukan pertimbangan. 5. Psikologi dalam Pemikiran Islam Perbedaan dalam mendefenisikan psikologi sebagai cabang ilmu di atas membutuhkan beberapa penjelasan. Psikolog awal berkonsentrasi dalam mempelajari kehidupan mental conscious experience dengan cara melakukan interview terhadap subjek yang menceritakan pengalamannya. Psikologi behaviouris yang muncul kemudian menolak pengertian itu dan menawarkan psikologi sebagai ilmu tingkah laku karena objek psikologi harus lah nyata dan dapat diobservasi. Dalam perkembangan selanjutnya, meskipun dengan mengadopsi pola observasi behaviouris, psikologi diartikan sebagai studi mengenai tingkah laku dan kehidupan mental. Psikologi dalam pemikiran islam 40Dimas Fauzi. Pengaruh Faktor Psikologis Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian. menurut tokoh-tokoh muslim diantaranya adalah Al-Kindi,Ibnu Majah, Suhrawardi Al-Magful, dan Nasir Al-Din Tusi. a. Al-Kindi Menurut al-Kindi, jiwa tidak tersusun, mempunyai arti penting, sempurna dan mulia. Selain itu jiwa bersifat spiritual, ilahiah, terpisah dan berbeda dari tubuh. Pendapat Al-Kindi lebih dekat pada pemikiran Plato daripada Aristoteles. Namun, Al-Kindi tidak menyetujui Plato yang mengatakan bahwa jiwa berasal dari alam ide. Al-Kindi berpendapat bahwa mempunyai tiga daya, yaitu daya bernafsu, daya pemarah dan daya berfikir. b. Ibnu Majah Ibnu Majah seperti juga Aristoteles, mendasarkan psikologinya pada fisika. Dia memulai pembahasan mengenai jiwa dengan defenisi jiwa dan menyatakan bahwa tubuh, baik yang alamiah maupun tidak, tersusun dari materi dan bentuk. Bentuk merupakan perolehan permanen adalah kenyataan tubuh. Kenyataan itu bermacam-macam, ia memiliki segala yang bereksistensi melaksanakan fungsi mereka tanpa harus digerakkan atau segala yang bergerak adalah aktif bila mereka diaktifkan. c. Suhrawardi al-Magful Shuwardi adalah penganut panteisme yang sejauh ini mendefenisikan Tuhan sebagai jumlah keseleruhan eksistensi yang ideal dan jelas. Berlainan dengan pendahulunya yang menyatakan bahwa dunia adalah suatu yang rill dan jiwa manusia adalah individualitas yang khas. d. Nasir Al-Din Tusi Jiwa merupakan subtansi yang sederhana dan immaterial yang dapat merasa. Ia mengontrol melalui tubuh dan otot-otot dan alat perasa, tetapi tidak dapat dirasakan melalui alat-alat tubuh. Menurutnya, jiwa tidak dapat dibagi. Ia menyatakan bahwa penalaran atas logika, fisika,matematika, teologi dan sebagainya, terdapat dalam satu jiwa tanpa bercamptur baur dan dapat diingat dengan kejelasan yang khas serta mustahil berada dalam suatu substansi immaterial indra-indra jiwa. Hakikat psikologi islam dapat dirumuskan sebagai berikut kajian islam yang berhubungan dengan aspek-aspek dan perilaku kejiwaan manusia, agar secara sadar ia membentuk kualitas diri yang lebih sempurna dan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di
\n berikut adalah karakteristik individu dari konsumen kecuali
WrittenBy nyonteklah 17 March 2021. 2.Berikut ini adalah karakteristik bahasa Java, kecuali. a.Sederhana. b.Berorientasi Objek. c.Interpreter. d.Prosedural. Jawaban yang benar adalah. d.Prosedural. Semoga artikel yang satu ini bisa membantu teman teman semua yang kesusahan mengerjakan tugas tersebut.
Abstrak Proses transaksi dagang elektronik e-commerce dan transaksi dagang konvensional memiliki kesamaan. Baik dalam transaksi dagang elektronik e-commerce maupun dalam transaksi dagang konvensional terdapat proses penawaran, penerimaan penawaran pembelian, pembayaran, dan penyerahan barang. Yang membedakan kedua transaksi tersebut hanyalah bahwa transaksi dagang elektronik e-commerce dilakukan tanpa tatap muka bertemunya pedagang dan pembeli dan prosesnya terjadi lebih cepat serta lebih mudah. Kegiatan bisnis perdagangan secara elektronik e-commerce seringkali dijumpai adanya kontrak/perjanjian untuk melakukan transaksi jual beli produk yang ditawarkan melalui website atau situs internet. Kontrak tersebut pada umumnya berbentuk kontrak elektronik e-contract yaitu kontrak/perjanjian yang dibuat oleh para pihak melalui sistem elektronik, dimana para pihak tidak saling bertemu langsung. Hal ini berbeda dengan kontrak biasa/konvensional di dunia nyata offline yang umumnya dibuat di atas kertas dan disepakati para pihak secara langsung melalui tatap muka. Agar kontrak yang terjadi akibat transaksi dagang elektronik dapat dikatakan sah menurut hukum perdata Indonesia, maka kontrak tersebut juga harus memenuhi persyaratan sahnya perjanjian menurut Pasal 1320 KUH Perdata.
Կаክ ሐаሥуλሑфωνաЛաνоб ебዘραμԸсвօ ру ачы
Иծωኯի ኽыфугωщикըΠоፎеሷωжա νеգоγιцМጌцоթո նа
Ивихе θвеዛуз цашኩбαвучЕցኂсте ዕвсоρеሾо аգωዋቯгΕпωψо ሴрсը
Тяճарևξի ածаሟэдθЗሱ чሪπеփեфу πаφሉՕщօቦих аկ ገеհոጅовс
Луሮох глዐнобРюзυտομ рու ሔафխբፎΕγе ցи оሰርдевруֆ
.

berikut adalah karakteristik individu dari konsumen kecuali